Hubungan Parasosial
Pada Influencer Marketing
Apa itu hubungan parasosial? Dan bagaimana sebuah bisnis menggunakannya dalam menjalankan brand campaign? Hubungan parasosial merupakan istilah yang diperkenalkan Donald Horton dan Richard Wohl pada 1956. Mendeskripsikan ilusi bahwa audiens merasakan sebuah hubungan pada seseorang di media, contohnya penonton dengan seseorang di televisi, di mana sebetulnya itu tidak terjadi.
Jika seseorang merasa memiliki hubungan khusus, kedekatan, bahkan keintiman dengan seorang key opnion leader yang ia gemari. Maka mungkin saja orang itu mengalami hubungan parasosial. Seperti yang disebutkan dalam findapyschologist.
Hubungan parasosial adalah konsep menarik untuk mereka yang mempelajari tentang studi komunikasi massa.
Apa itu KOL?
Anda pasti akrab dengan kata influencer, selebgram, tokoh publik, yang dalam kampanye seringkali disebut sebagai key opinion leader (KOL).
Pada dasarnya key opinion leader adalah orang-orang yang telah berhasil membangun reputasi di bidang tertentu. Misalnya kecantikan, kesehatan, industri hiburan, bisnis, dan lain-lain. Mereka biasanya memiliki niche dalam hal pengikut.
Karena opininya didengar, KOL seringkali dijadikan wajah dari sebuah kampanye. Dalam era digital, pengaruhnya pun semakin signifikan dengan banyaknya platform media sosial yang memungkinkan influencer dilihat dan berinteraksi dengan pengikutnya.
Hubungan Parasosial di Era Media Sosial
Hubungan parasosial adalah hubungan semu satu arah yang terbentuk antara audiens atau pengikut dengan KOL. Tokoh media seperti selebriti, influencer, atau bahkan karakter fiksi.
Hubungan disebut semu dan satu arah, karena orang yang mengalaminya merasa dekat dan terlibat dengan tokoh tersebut. Meski pada kenyataannya, tidak mengenal secara pribadi.
Platform-platform media sosial semakin membuat hubungan parasosial sering terjadi. Para KOL memperkuat eksistensi dirinya dengan postingan-postingan. Dan para pengikut merasakan hubungan dan kedekatan dengan hanya melihat dan, atau, memberikan komentar.
Hubungan Parasosial dalam Kampanye Marketing
Singkatnya, kita bisa melihat dalam keseharian, bisnis melakukan utilisasi pada hubungan parasosial untuk meningkatkan pembelian dan loyalitas pada produk mereka. Dengan daya tarik dan kredibilitas pada influencer.
Lantas, bagaimana memaksimalkan hal ini? Jika menerapkannya secara tepat dan etis Anda bisa mulai mempertimbangkan penggunaan endorsement. Berikut tiga langkah untuk memulai brand campaign dengan KOL.
Tentukan Target dengan Parameter
Seperti yang Anda tahu, sebuah kampanye umumny berawal dari penentuan target dengan parameter. Seperti biasa Anda bisa memanfaatkan metode SMART (specific, measurable, achievable, realistic and time-bound.)
Buat Daftar KOL yang Target Audiensnya sesuai dengan Anda
Seperti halnya bisnis Anda, para KOL juga biasanya memiliki niche dan demografis pengikut. Buat daftar KOL yang menurut Anda memiliki kesamaan dalam target audiens.
Ciptakan Strategi dan Konten Menarik
Sebelum atau saat berdiskusi dengan KOL, Anda dan tim bisa menentukan rencana, durasi, platform, dan budget dalam sebuah metrik kampanye.
Jenis kampanye bisa berupa resensi, tesimonial, kode diskon, giveaway, kolaborasi, atau storytelling.
Durasinya bisa berupa one time campaign, short term, atau long term. Dengan budget fixed, barter fee, atau performance-based.
Metriknya sendiri dapat berupa impressions, reach, clicks, conversions, atau ROI. Selamat mencoba.