Dalam lanskap bisnis B2B di Indonesia, meeting channel atau saluran pertemuan antara pelaku bisnis telah mengalami pergeseran signifikan, terutama setelah pandemi. Laporan ini akan mengeksplorasi bagaimana manajer, direktur, dan pelaku B2B lainnya menyesuaikan strategi pertemuan mereka, serta persepsi terhadap efektivitas berbagai saluran komunikasi—baik online, offline, maupun melalui telepon.
Dalam kegiatan bisnis B2B (Business-to-Business), komunikasi sangatlah penting untuk menjaga hubungan jangka panjang, membangun kepercayaan, dan mencapai kesepakatan bisnis yang kompleks.
Seiring perkembangan teknologi dan kondisi kerja pasca-pandemi, banyak organisasi mulai mempertimbangkan ulang cara mereka melakukan pertemuan bisnis. Dengan meningkatnya penggunaan platform meeting online, muncul pertanyaan tentang seberapa efektif metode ini dibandingkan dengan pertemuan langsung atau melalui panggilan telepon?
Penelitian ini melibatkan pelaku bisnis B2B di Indonesia dengan profil sebagai berikut:
Seluruh responden berasal dari sektor B2B, dengan berbagai peran dalam pengambilan keputusan dan aktivitas penjualan.
Data menunjukkan bahwa mayoritas pelaku B2B di Indonesia lebih sering melakukan pertemuan melalui online channel seperti Zoom, Google Meet, atau Microsoft Teams. Berikut distribusinya:
Pilihan yang didominasi oleh online meeting mengindikasikan adanya dorongan efisiensi dan adaptasi teknologi, terutama untuk menjangkau klien di berbagai lokasi.
Ketika ditanya tentang pendekatan yang paling efektif dalam menjangkau klien B2B, 80% menjawab bahwa rapat offline lebih efektif, sedangkan 20% sisanya memilih rapat online. Ini menegaskan bahwa meskipun online meeting adalah metode yang paling sering digunakan, mayoritas pelaku bisnis masih menilai bahwa interaksi tatap muka lebih berdampak dalam konteks B2B.
Skor efektivitas online menunjukkan hasil yang beragam:
Sebagian besar responden memiliki pandangan netral terhadap efektivitas rapat online. Ini menunjukkan bahwa meski digunakan secara luas, online meeting belum sepenuhnya memberikan hasil optimal dalam membangun relasi B2B.
Sebaliknya, hasil survei terhadap offline meeting menunjukkan penilaian lebih positif, dengan distribusi skor sebagai berikut:
Hasil ini menandakan bahwa rapat tatap muka masih dinilai menjadi pendekatan terbaik untuk membangun kepercayaan dan mencapai kesepakatan dalam relasi B2B.
Di sisi lain, berikut adalah pandangan responden terhadap efektivitas panggilan telepon:
Dengan hanya 8% yang menilai call sebagai channel efektif, artinya komunikasi satu arah atau tanpa visual cenderung kurang memberikan hasil maksimal dalam konteks B2B.
Berdasarkan profil responden dan data efektivitas di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat pola perubahan perilaku dalam rapat bisnis B2B seperti di bawah ini:
Fakta bahwa hanya 12% responden menganggap online meeting lebih efektif di saat 60% rapat dilakukan sedemikian rupa membuka ruang bagi teknologi untuk memperbaiki kualitas pertemuan virtual.
MiiTel, sebagai teknologi komunikasi berbasis AI, dapat menjawab tantangan ini dengan fitur-fitur canggih dalam MiiTel Meetings.
Perubahan perilaku manajer dan direktur sales B2B di Indonesia menunjukkan pergeseran signifikan ke arah penggunaan digital channel terutama online meeting. Namun, efektivitasnya masih belum sebanding dengan frekuensi penggunaannya. Sebaliknya, tatap muka masih menjadi metode paling disukai dan dinilai paling efektif dalam membangun relasi bisnis yang kuat.
Di sisi lain, teknologi memiliki peluang besar untuk meningkatkan efektivitas saluran online. Solusi seperti MiiTel Meetings dapat membantu mengoptimalkan komunikasi virtual agar mendekati dampak dari pertemuan tatap muka. Sebab, masa depan komunikasi B2B adalah kombinasi antara efisiensi teknologi dan sentuhan personal dari interaksi langsung.